Monday, January 21, 2013

MENGENAI BAHASA NDAO (2)

MENGENAI BAHASA NDAO (2)

Sekilas Sejarah Ndao
Masyarakat Ndao percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari Sabu. Siapakah nenek moyang pertama Ndao? Ada dua versi. Versi pertama menyebutkan bahwa hanya ada dua orang yang pertama kali menghuni pulau Ndao, satu bernama Rika dan yang lain bernama Jote. Katanya Rika tinggal di bagian barat dan Jote di bagian timur. Versi lain mengatakan bahwa ada satu orang lagi, bernama Tesa Ke`li dan dia tinggal di bagian tengah. Alkisah, mereka tidak tau siapakah yang sebenarnya lebih dahulu menghuni Ndao karena mereka tinggal di tempat yang berbeda dan tidak pernah bertemu satu sama lain. Suatu saat secara kebetulan mereka bertemu lalu mereka bertengkar. Rika bilang dia yang pertama di Ndao, Jote pun bilang begitu. Mereka sepakat untuk mengunjungi tempat tinggal mereka masing2 untuk memastikan tempat siapa yang lebih tua. Tapi ternyata itu tidak bisa membuktikan karena masing2 mengklaim bahwa tempatnya sudah tua. Suatu saat Tesa Ke`li yang tinggal dalam gua mendengar pertengkaran mereka dan akhirnya dia pergi menyapa Rika dan Jote. Mereka bertiga mulai berdebat tentang siapa yang pertama menghuni Ndao. Tesa Ke`li pun bertanya kepada Rika dan Jote, "jika salah satu di antara kalian yang lebih dahulu, maka apa nama pulau ini?". Rika dan Jote tidak bisa menjawab. Akhirnya, Tesa Ke`li jelaskan bahwa dia datang dari Sabu dan membawa pohon tarum lalu tanam di Ndao. Maka jadilah nama pulau itu, Dhao.

Dari cerita itu, saya justru berpendapat bahwa mestinya orang Ndao tetap memelihara pohon tarum itu sebagai simbol identitas, sekaligus keunikan budaya Ndao. Walaupun tarum tidak lagi digunakan sebagai bahan penghasil warna untuk tenunan, karena sudah ada pewarna modern yang instan, namun tarum bisa digunakan untuk kebutuhan lain atau bisa juga dijadikan bunga (karena pohonnya tidak tinggi) untuk menghias pekarangan rumah.


Ucapan dalam bahasa Ndao
Sebagaimana masyarakat NTT pada umumnya, orang Ndao juga menggunakan bahasa Kupang (Malay) dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, di sekolah, gereja, atau acara-acara resmi, mereka menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun beberapa cara ucap sangat berbeda dengan Bahasa Indonesia atau Malay, bahkan bahasa Rote. Sebut saja konsonan (huruf mati) ganda /nd/ tidak ada sehingga kata "Ndao" harus diucap "Dhao". Demikian juga nama kampung "Lendeiki" mesti diucap "Ledheiki". Konsonan ganda lain, misalnya /mb/ juga tidak ada, sehingga kata "Mbali" mesti diucap "Bhali", "Mbiu" menjadi "Bhiu", "Lombo" menjadi "Lobho".

Selain itu, ada beberapa huruf yang harus diucapkan berbeda. Selain huruf lain yang diucapkan seperti biasa, huruf /b/, /d/, /g/, dan /j/ punya cara ucap yang lain (pada saat ucap, udara masuk ke dalam mulut) yang dalam penulisan biasanya ditulis tanda petik (') menjadi /b'/, /d'/, /g'/ dan /j'/. Inilah cara ucap unik yang dalam ilmu bahasa disebut implosif dan di Indonesia timur hanya dimiliki oleh Ndao, Sabu dan salah satu bahasa di Halmahera Utara yang kebetulan punya nama mirip Sabu, yakni Sahu. Sehingga kata "babaa" berarti "palang", sedangkan "babha" berarti "gong" dan "bab'a" artinya "pendek". Kata "dae = darat", "dhae = belum", dan "d'eu = toki di kepala". Kata "haga = kaki", "hag'e = pisahkan/pilah, "gage = sendi paha", "g'ag'e = sentuh". Kata "ja'a = saya", j'ara = cara", j'aj'i = menjadi".

Selain cara ucap konsonan (huruf mati), ucapan huruf hidup juga ada tekanan tertentu, khususnya huruf /e/, jadi ada /e/ biasa dan /e`/ yang punya tekanan. Sehingga kata "eta = terdampar", "e`ta = sadap lontar", "eso = menggeser/mundur", "e`su = pusar".

Bahasa Lain
Selain bahasa Ndao yang disebut "Lii Dhao", orang Ndao juga menyebutnya "Lii Kahore". Kata "kahore" berarti "bulat". Katanya, selain pulau itu berbentuk bundar, tapi juga jaman dahulu orang Ndao punya tradisi "hus taji ayam" dimana mereka selalu berkumpul membuat lingkaran. Yang menjadikan Ndao unik adalah penggunaan bahasa rahasia yang disebut "Lii Pacele". Orang Ndao akan menggunakan kata atau ungkapan tertentu untuk menghindari orang luar mengerti apa yang mereka maksudkan. Jadi, jika Anda mengerti bahasa Ndao sehari-hari tidak menjadi jaminan segala sesuatu bisa dimengerti karena pada saat tertentu, mereka akan menggunakan "Lii Pacele". Misalnya, saat kita bertamu, dan tuan rumah siapkan makanan, mereka akan menggunakan bahasa rahasia agar kita tidak tahu bahwa kita akan dijamu.

(bersambung)

No comments:

Post a Comment